ass-syifa

Kamis, 06 Maret 2014

guru besar


Ibnu Taimiyyah, siapa yang tak kenal beliau dan sepak terjangnya dalam Islam. Seorang guru besar daripada para penuntut 'ilmu ketika masanya walaupun banyak fatwa nyleneh yang menjadikannya 'Ulama lain geram. Sehingga beliaupun tak luput dari hukuman-hukuman para pemimpin wilayah dimana beliu menyebarkan ajarannya.

Dan sampai hingga sa'at ini, telah dan kian banyak para pengekor setia terhadap pendapat-pendapatnya. Namun disebalik semua itu, ada beberapa pernyataan beliau yang kamipun menyetujuinya. Diantaranya adalah pandangan dan pendapat-pendapat beliau tentang Tashowwuf. Beliau banyak memberikan pernyataan lurus akan ajaran itu dan diikuti pula oleh murid terdekatnya, Ibnu Qoyyim al Jawziyyah.

Selain itu, beliaupun ternyata memberikan pernyataan tegas akan kebenaran aqidah al Imam Abul Hasan asy-'Ary dalam masalah itsbat Sifat-Sifat Khobariyah. Hal ini sekaligus menepis kesalahan vonis yang diberikan oleh para pengekornya sendiri bahawasannya al Imam Abul Hasan bukanlah dari golongan Ahl as Sunnah wa al Jama'ah. Demikian ini pernyataan beliau :


وَأَمَّا الْأَشْعَرِيُّ نَفْسُهُ وَأَئِمَّةُ أَصْحَابِهِ فَلَمْ يَخْتَلِفْ قَوْلُهُمْ فِي إثْبَاتِ الصِّفَاتِ الْخَبَرِيَّةِ وَفِي الرَّدِّ عَلَى مَنْ يَتَأَوَّلُهَا كَمَنْ يَقُولُ : اسْتَوَى بِمَعْنَى اسْتَوْلَى . وَهَذَا مَذْكُورٌ فِي كُتُبِهِ كُلِّهَا كَ " الْمُوجَزِ الْكَبِيرِ " وَ " الْمَقَالَاتِ الصَّغِيرَةِ وَالْكَبِيرَةِ " وَ " الْإِبَانَةِ " وَغَيْرِ ذَلِكَ . وَهَكَذَا نَقَلَ سَائِر النَّاسِ عَنْهُ حَتَّى الْمُتَأَخِّرُونَ كَالرَّازِيَّ وَالْآمِدِيَّ يَنْقُلُونَ عَنْهُ إثْبَاتَ الصِّفَاتِ الْخَبَرِيَّةِ وَلَا يَحْكُونَ عَنْهُ فِي ذَلِكَ قَوْلَيْنِ .


 Ada pun Al Asy’ari sendiri dan juga para imam yang mengikutinya, mereka tidaklah berbeda pendapat dalam menetapkan (itsbat) Sifat-Sifat khobariyah dan dalam membantah orang-orang yang menta’wilkannya, seperti orang yang mengatakan: istawa maknanya adalah istawla (menguasai). Ini disebutkan dalam semua kitabnya, seperti Al Mujazi Al Kabir, Al Moqallat Ash Shoghirah wal Kabiroh, dan Al Ibanah, dan yang lainnya. Dan seperti itulah semua manusia mengutip darinya, sampai generasi muta’akhirun (belakangan) seperti Ar Rozi dan Al Amidi, mengutip darinya tentang itsbat (penetapan) terhadap Sifat-Sifat khobariyah, dan tidak diceritakan darinya tentang hal ini adanya dua pendapat.” (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Majmu’ Fatawa, 3/94)

Pernyataan yang sama juga termaktub dalam Ibid, 3/409 :


فَصْلٌ هَذَا مَعَ أَنَّ ابْنَ فورك هُوَ مِمَّنْ يُثْبِتُ الصِّفَاتِ الْخَبَرِيَّةَ كَالْوَجْهِ وَالْيَدَيْنِ وَكَذَلِكَ الْمَجِيءُ وَالْإِتْيَانُ . مُوَافَقَةً لِأَبِي الْحَسَنِ فَإِنَّ هَذَا قَوْلُهُ وَقَوْلُ مُتَقَدِّمِي أَصْحَابِهِ



Dan sampai hingga sa'at ini, telah dan kian banyak para pengekor setia terhadap pendapat-pendapatnya. Namun disebalik semua itu, ada beberapa pernyataan beliau yang kamipun menyetujuinya. Diantaranya adalah pandangan dan pendapat-pendapat beliau tentang Tashowwuf. Beliau banyak memberikan pernyataan lurus akan ajaran itu dan diikuti pula oleh murid terdekatnya, Ibnu Qoyyim al Jawziyyah.

Selain itu, beliaupun ternyata memberikan pernyataan tegas akan kebenaran aqidah al Imam Abul Hasan asy-'Ary dalam masalah itsbat Sifat-Sifat Khobariyah. Hal ini sekaligus menepis kesalahan vonis yang diberikan oleh para pengekornya sendiri bahawasannya al Imam Abul Hasan bukanlah dari golongan Ahl as Sunnah wa al Jama'ah. Demikian ini pernyataan beliau :
وَأَمَّا الْأَشْعَرِيُّ نَفْسُهُ وَأَئِمَّةُ أَصْحَابِهِ فَلَمْ يَخْتَلِفْ قَوْلُهُمْ فِي إثْبَاتِ الصِّفَاتِ الْخَبَرِيَّةِ وَفِي الرَّدِّ عَلَى مَنْ يَتَأَوَّلُهَا كَمَنْ يَقُولُ : اسْتَوَى بِمَعْنَى اسْتَوْلَى . وَهَذَا مَذْكُورٌ فِي كُتُبِهِ كُلِّهَا كَ " الْمُوجَزِ الْكَبِيرِ " وَ " الْمَقَالَاتِ الصَّغِيرَةِ وَالْكَبِيرَةِ " وَ " الْإِبَانَةِ " وَغَيْرِ ذَلِكَ . وَهَكَذَا نَقَلَ سَائِر النَّاسِ عَنْهُ حَتَّى الْمُتَأَخِّرُونَ كَالرَّازِيَّ وَالْآمِدِيَّ يَنْقُلُونَ عَنْهُ إثْبَاتَ الصِّفَاتِ الْخَبَرِيَّةِ وَلَا يَحْكُونَ عَنْهُ فِي ذَلِكَ قَوْلَيْنِ .

 Ada pun Al Asy’ari sendiri dan juga para imam yang mengikutinya, mereka tidaklah berbeda pendapat dalam menetapkan (itsbat) Sifat-Sifat khobariyah dan dalam membantah orang-orang yang menta’wilkannya, seperti orang yang mengatakan: istawa maknanya adalah istawla (menguasai). Ini disebutkan dalam semua kitabnya, seperti Al Mujazi Al Kabir, Al Moqallat Ash Shoghirah wal Kabiroh, dan Al Ibanah, dan yang lainnya. Dan seperti itulah semua manusia mengutip darinya, sampai generasi muta’akhirun (belakangan) seperti Ar Rozi dan Al Amidi, mengutip darinya tentang itsbat (penetapan) terhadap Sifat-Sifat khobariyah, dan tidak diceritakan darinya tentang hal ini adanya dua pendapat.” (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Majmu’ Fatawa, 3/94)

Pernyataan yang sama juga termaktub dalam Ibid, 3/409 :
فَصْلٌ هَذَا مَعَ أَنَّ ابْنَ فورك هُوَ مِمَّنْ يُثْبِتُ الصِّفَاتِ الْخَبَرِيَّةَ كَالْوَجْهِ وَالْيَدَيْنِ وَكَذَلِكَ الْمَجِيءُ وَالْإِتْيَانُ . مُوَافَقَةً لِأَبِي الْحَسَنِ فَإِنَّ هَذَا قَوْلُهُ وَقَوْلُ مُتَقَدِّمِي أَصْحَابِهِ

“Pembahasan ini tentang Ibnu Furok, dia termasuk diantara yang menetapkan Sifat-Sifat khobariyah seperti al Wajh, Yadain , dan seperti itulah maknanya sebagaimana datangnya. Sesuai dengan Abul Hasan, dan sesungguhnya ini adalah pendapatnya dan pendapat para pendahulu dari ashchaabih.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

come to me...BABY !!

Halaman