ass-syifa

Selasa, 26 Maret 2013

TRINITAS

SEPINTAS tampak sama :>>

,,,kenapa?
Pendapat kaum Wahabi yang membagi tauhid kepada tiga bagian;
  • tauhid Ulûhiyyah,
  • tauhid Rubûbiyyah, dan
  • tauhid al-Asmâ’ Wa ash-Shifât adalah bid’ah batil yang menyesatkan.
Pembagian tauhid seperti ini sama sekali tidak
memiliki dasar, baik dari al-Qur’an,
hadits, dan tidak ada seorang-pun
dari para ulama Salaf atau seorang ulama saja yang kompeten dalam
keilmuannya yang membagi tauhid
kepada tiga bagian tersebut.

Pembagian tauhid kepada tiga bagian ini adalah pendapat ekstrim dari kaum Musyabbihah masa sekarang; mereka mengaku datang untuk memberantas bid’ah namun sebenarnya mereka adalah orang- orang yang membawa bid’ah.
Di antara dasar yang dapat
membuktikan kesesatan pembagian
 tauhid ini adalah sabda Rasulullah:

َﻻ ْﻥﺃ ﺍْﻭُﺪَﻬْﺸَﻳ ّﻰﺘَﺣ َﺱﺎَّﻨﻟﺍ َﻞِﺗﺎَﻗُﺃ ْﻥﺃ ُﺕْﺮِﻣﺃ
ﺍَﺫﺈَﻓ ،ِﻪﻠﻟﺍ ﻝْﻮُﺳَﺭ ْﻲّﻧﺃَﻭ ُﻪﻠﻟﺍ ّﻻﺇ َﻪﻟﺇ
ْﻢُﻬَﻟﺍَﻮْﻣﺃﻭ ْﻢُﻫَﺀﺎَﻣِﺩ ﻲِّﻨِﻣ ﺍْﻮُﻤِﺼُﻋ َﻚﻟَﺫ ﺍْﻮُﻠَﻌَﻓ
ّﻱﺭﺎَﺨُﺒﻟﺍ ﻩﺍَﻭﺭ) ّﻖَﺤِﺑ ّﻻﺇ

“Aku diperintah untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (Ilâh) yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa saya adalah utusan Allah. Jika mereka melakukan itu maka
terpelihara dariku darah-darah
mereka dan harta-harta mereka
kecuali karena hak”. (HR al-Bukhari).

Dalam hadits ini Rasulullah tidak membagi tauhid kepada tiga bagian, beliau tidak mengatakan bahwa seorang yang mengucapkan “Lâ Ilâha Illallâh” saja tidak cukup untuk dihukumi masuk Islam, tetapi
juga harus mengucapkan “Lâ Rabba
Illallâh”.
Tetapi makna hadits ialah
bahwa seseorang dengan hanya
bersaksi dengan mengucapkan “Lâ
Ilâha Illallâh”, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah
maka orang ini telah masuk dalam
agama Islam (ber-tauhid).
Hadits ini
adalah hadits mutawatir dari Rasulullah, diriwayatkan oleh
sejumlah orang dari kalangan
sahabat, termasuk di antaranya oleh sepuluh orang sahabat yang telah medapat kabar gembira akan masuk ke surga. Dan hadits ini telah diriwayatkan oleh al-Imâm al-Bukhari
dalam kitab Shahih-nya.

Tujuan kaum Musyabbihah membagi tauhid kepada tiga bagian ini adalah tidak lain hanya untuk mengkafirkan orang-orang Islam ahli tauhid yang melakukan tawassul dengan Nabi Muhammad, atau dengan seorang wali Allah dan
orang-orang saleh. Mereka
mengklaim bahwa seorang yang
melakukan tawassul seperti itu tidak mentauhidkan Allah dari segi tauhid
Ulûhiyyah.
Demikian pula ketika
mereka membagi tauhid kepada
tauhid al-Asmâ’ Wa ash-Shifât, tujuan
mereka tidak lain hanya untuk
mengkafirkan orang-orang yang melakukan takwil terhadap ayat-ayat
Mutasyâbihât. Oleh karenanya, kaum
Musyabbihah ini adalah kaum yang
sangat kaku dan keras dalam
memegang teguh zhahir teks-teks
Mutasyâbihât dan sangat “alergi” terhadap takwil. Bahkan mereka mengatakan: “al-Mu’aw-wil Mu’ath-thil”; artinya seorang yang melakukan takwil sama saja dengan
mengingkari sifat-sifat Allah. Na’ûdzu
  Billâh. Dengan hanya hadits shahih di atas, cukup bagi kita untuk menegaskan bahwa pembagian tauhid kepada tiga bagian di atas adalah bid’ah batil...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

come to me...BABY !!

Halaman